Wedding Agreement Episode 2 Part 5


Apakah Bian sudah tidak marah lagi padanya? “Ngapain aja?” tanya Bian lagi. Tari mengambil minuman dingin untuk suaminya. “Biasa,” jawab Tari singkat. “Biasa gimana?” Tari mengernyit heran.
Tidak biasanya Bian bertanya banyak tentang pekerjaannya. “Rencana mau nambah varian baru,” jelas Tari sembari meletakkan minuman untuk suaminya. “Oya? Rasa apa?” Bian terlihat antusias. “Barbeku.” “Kapan launching?” Walau masih belum menemukan jawaban atas sikap Bian, ia menceritakan kegiatannya hari ini kepada suaminya. “Sharing-nya lumayan ramai. Rencana selesai sebelum ashar jadi mundur sampai jam lima gara-gara banyak yang minta konsultasi sesudahnya,” cerita Tari. Bian tersenyum.
 Ternyata menyenangkan berbagi cerita dengan Tari. Ia menjadi tahu lebih banyak tentang dunia kerja istrinya. “Kamu aneh,” celetuk Tari. “Aneh?” Bian menautkan alisnya. “Iya.

Tiba-tiba saja kepingin tahu detail kegiatanku.” “Kenapa? Salah?” tanya Bian seraya tersenyum simpul. “Nggak, sih. Aku senang kamu mau mendengarkan ceritaku.” Bian meraih tangan Tari di meja. “Aku minta maaf kalau semalam bicaraku agak keras.” Mata Tari berkaca. Ia menggeleng pelan. “Aku yang salah. Seharusnya aku memberitahu kalau pulang terlambat,” sahut Tari. “Sudah, tidak usah di bahas lagi,” Bian tidak ingin memperpanjang. “Aku juga minta maaf kalau selama ini tidak banyak meluangkan waktu untuk kamu.” Tari tersenyum mengerti. “Aku ngerti, kok. Kamu kan bekerja.” Bian merentangkan tangannya. “Sini.” Tari beranjak berdiri dan duduk di pangkuan suaminya.

 “Forgive me ...?” pinta Bian lembut. Tari mengangguk dengan air mata sudah jatuh. Ia memeluk suaminya erat. Kadang ia memang merasa sepi saat Bian pulang larut malam. Tidak ada siapa-siapa yang menemani. Tetapi ia berusaha mengerti. Dahulu ia sering melihat Pakde pulang larut malam karena bekerja sampingan. Bude tidak pernah mengeluh sedikit pun. Bude selalu melayani Pakde dengan tulus. Ia ingin belajar menjadi istri yang seperti itu. Tari yakin ini tidak akan selamanya. Ia memimpikan bisa lebih banyak meluangkan waktu bersama suaminya. Entah kapan itu terjadi. Tapi ia yakin, suatu ketika akan terwujud. Sementara, ia harus bersabar menunggu saat itu tiba. **** Sabar, ya, Tari ...

Bersambung ke episode 3 

No comments:

Post a Comment

Alur Cerita film Mortal Kombat

 Pada abad ke-17 Jepang, pembunuh Lin Kuei, yang dipimpin oleh Bi-Han, menyerang desa Hanzo Hasashi dan anggota klan ninja Shirai Ryu sainga...