hal 11
Pelayan berjas putih itu membawa sekeranjang roti berbentuk pita datar dan semangkuk selai
untuk dicelupkan roti.
Aku memesan sandwich klub dan kentang goreng. Sari memesan roti isi daging.
Kemudian, ketika kami makan malam, Paman Ben menjelaskan sedikit tentang apa yang telah
ditemukannya di piramida.
"Seperti yang mungkin kau tahu," dia memulai, sambil merobek sepotong
roti , “piramida dibangun sekitar 2500 tahun SM, selama masa
pemerintahan Firaun Khufu. "
"Gesundheit," kata Sari mengatakan lelucon garingnya.
Ayahnya terkekeh. Aku melihatnya dengan heran.
"Itu adalah bangunan terbesar pada masanya," kata Paman Ben. "Apa kamu tau berapa lebar dasar piramida itu? "
Sari menggelengkan kepalanya. "Tidak. Seberapa lebar? ”Dia bertanya sambil menelan hamburger.
"Aku tahu," kataku, nyengir. "Luasnya tiga belas hektar."
"Hei — itu benar!" Paman Ben berseru, jelas terkesan.
Sari menatapku terkejut.
Aku menang Aku sangat senang sekali , sambil menjulurkan lidahku padanya.
Dan satu untuk buku panduan ayahku.
"Piramida dibangun sebagai tempat pemakaman kerajaan," lanjut Paman Ben memasang muka serius. “Firaun membuatnya sangat besar sehingga bisa menyembunyikan tempat pemakamannya karena Orang Mesir sangat khawatir tentang perampok makam.
Mereka tahu orang-orang akan mencoba masuk dan mengambil semua perhiasan dan harta berharga yang dimakamkan bersama pemiliknya. Jadi mereka membangun lusinan terowongan dan kamar
di dalamnya, sebuah labirin yang membingungkan untuk mencegah perampok menemukan ruang pemakaman yang sebenarnya. "Tolong, ambilkan kecap dong," Sari menyela.
Aku memberikannya saus tomat.
"Sari sudah mendengar semua ini sebelumnya," kata Paman Ben, mencelupkan roti pita ke dalam saus di piringnya. "Ngomong-ngomong, kami para arkeolog mengira kami telah menemukan semua terowongan dan kamar di dalam piramida ini. Tetapi beberapa hari yang lalu, Aku dan pekerjaku menemukan sebuah terowongan yang tidak ada di gambar denah terowongan yang belum dijelajahi, belum ditemukan
. Dan kami berpikir terowongan ini dapat membawa kami ke ruang pemakaman Khufu yang sebenarnya!"
"Luar biasa!" Seruku. "Sari dan aku akan ikut ke sana ketika kamu menemukannya?"
Paman Ben tertawa kecil. "Aku tidak tahu tentang itu, Gabe. Mungkin butuh bertahun-tahun bagi kita
mengeksplorasi dengan cermat. Tapi aku akan membawamu ke terowongan besok. Agar kau bisa
memberitahu teman-temanmu bahwa kamu sudah ke dalam piramida kuno Khufu. "
"Aku sudah masuk ke dalamnya," Sari menyombongkan diri. Dia mengalihkan pandangannya kepadaku. “Sangat gelap. Kau mungkin takut. "
"Tidak, aku tidak takut," aku bersikeras. "Tidak mungkin."
Kami bertiga menghabiskan malam di kamar hotel. Butuh waktu berjam-jam untuk bisa tidur. Pasti menyenangkan bisa pergi ke piramida. Aku terus membayangkan bahwa kami akan menemukan mumi dan peti besar berisi perhiasan dan harta kuno.
Paman Ben membangunkan kami keesokan paginya, lalu berangkat pergi ke piramida di luar al-Jizah. Udara sudah panas dan lengket. Matahari tampak menggantung rendahdi atas gurun seperti balon oranye.
bersambung ...
No comments:
Post a Comment