Sejarah Perfilman Indonesia dari Petualangan Sherina ke superhero Gundala



Indonesia merajai perfilman di rumah sendiri pada tahun 1980-an. Di bioskop lokal banyak menayangkan film-film lokal yang terkenal diantaranya, Catatan si Boy, Blok M dan lain-lain. Aktor dan aktris terkenalnya meliputi Onky Alexander, Meriam Bellina, Lydia Kandou, Nike Ardilla, Paramitha Rusady, Desy Ratnasari.

Acara Festival Film Indonesia pun diadakan setiap tahun hadir untuk memberikan penghargaan kepada insan perfilman di Indonesia. Film Indonesia mengalami penurunan pada tahun 90-an. Tema-temanya juga kurang cocok untuk anak-anak / semua umur. Banyak film bertema dewasa yang ditayangkan sehingga tahta raja pun lengser. Mahkota raja diberikan kepada Film - film dari Hollywood dan Hongkong.

Sampai Riri Riza dan Mira Lesmana membuat film Petualangan Sherina. Film musikal anak - anak ini menjadi kebangkitan sang Raja dari tidur panjangnya. Sherina Munaf yang berlatar belakang seorang penyanyi cilik Indonesia berperan sebagai tokoh utama di film ini. 
Kemudian disusul kemunculan film - film dengan tema yang berbeda beda. Sebut saja Jelangkung film horor remaja tahun 2001 ini disutradarai oleh Rizal Mantovani dan Jose Poernomo. Film ini tercatat ditonton sebanyak 1,3 juta penonton di layar bioskop Indonesia dan sampai tahun 2008 memegang rekor film dengan pendapatan terbanyak di Indonesia. Ada juga Ada Apa Dengan Cinta ? film romance remaja yang mengenalkan dua sejoli Rangga dan Cinta yang diperankan oleh Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra serta masih banyak judul film lain yang berlomba - lomba menyusul kesuksesan film-film tersebut.


Selain itu film - film indie / nonkomersil juga bermunculan. Dan tak kalah  bagusnya dengan film - film yang beredar di bioskop. Pasir Berbisik salah satu judul film yang  berhasil memenagkan pengharagaan Best Cinematography Award, Best Sound Award dan Jury's Special Award For Most Promising Director untuk Festival Film se-Asia Pasifik pada tahun 2001. Dian Satrowardoyo yang berperan sebagai Daya tokoh utam di film ini juga ikut memenangkan kategori Artis Wanita Terbaik di Festival Film Asiatique Deauville pada tahun 2002 dan di Festival Film Antara Bangsa ke 15 di Singapura. serta meraih nominasi di 8 kategori di Festival Film Indonesia. FFI 2004 pun digelar kembali setelah menghilang dari peredaran selama 12 tahun hingga sekarang. Saat ini juga seiring dengan perkembangan teknologi banyak film film Indonesia yang menggunakan visual efek seperti di film - film Hollywood salah satunya film Wiro Sableng tahun 2018  yang diangkat dari serial novel dengan judul yang sama karya Bastian Tito. Film pertama yang bekerjasama dengan Fox International Productions anak perusahaan 20th Century Fox.


Tahun 2019 Film dengan tema superhero Gundala dengan sutradara Joko Anwar dirilis. Film pembuka dari Jagat Sinema Bumi Langit yang diharapkan sukses seperti Marvel Cinematic Universe. 
Dan juga banyak film dengan tema superhero lokal asal Indonesia yang nantinya akan digarap kembali. Terus maju perfilman Indonesia.


No comments:

Post a Comment

Alur Cerita film Mortal Kombat

 Pada abad ke-17 Jepang, pembunuh Lin Kuei, yang dipimpin oleh Bi-Han, menyerang desa Hanzo Hasashi dan anggota klan ninja Shirai Ryu sainga...