Pada Abad Pertengahan, minat baru pada karya-karya Plato, filosofinya, dan pandangannya tentang cinta menjadi lebih populer, didorong oleh Georgios Gemistos Plethon selama Konsili Ferrara dan Firenze pada 1438–1439. Kemudian pada tahun 1469, Marsilio Ficino mengajukan teori cinta neo-platonik, di mana ia mendefinisikan cinta sebagai kemampuan pribadi seorang individu, yang membimbing jiwa mereka menuju proses kosmik, tujuan spiritual yang luhur dan ide-ide surgawi.[7] Penggunaan pertama dari pengertian modern cinta platonis dianggap oleh Ficino dalam salah satu suratnya.
Meskipun diskusi Plato tentang cinta awalnya berpusat pada hubungan seksual antara anggota berjenis kelamin sama, sarjana Todd Reeser mempelajari bagaimana makna cinta platonis dalam pengertian asli Plato mengalami transformasi selama Renaisans, yang mengarah ke rasa kontemporer cinta heteroseksual nonseksual. [8]
Istilah bahasa Inggris "platonic" berasal dari The Platonick Lovers karya William Davenant, yang dipentaskan pada tahun 1635, sebuah kritik terhadap filosofi cinta platonis yang populer di istana Charles I. Drama itu berasal dari konsep dalam Simposium Plato tentang kecintaan seseorang pada gagasan kebaikan, yang dianggapnya sebagai akar dari semua kebajikan dan kebenaran. Untuk waktu yang singkat, cinta platonis menjadi subjek mode di istana kerajaan Inggris, terutama di lingkungan sekitar Ratu Henrietta Maria, istri Raja Charles I. Cinta platonik adalah tema dari beberapa topeng istana yang ditampilkan di era Caroline, meskipun mode untuk ini segera memudar di bawah tekanan perubahan sosial dan politik.
Tujuh jenis cinta
Sepanjang era ini, cinta platonis perlahan-lahan dikategorikan ke dalam tujuh definisi klasik yang berbeda. Ini adalah:
Eros cinta seksual atau gairah, atau perspektif modern cinta romantis.
Philia cinta persahabatan atau niat baik, sering bertemu dengan saling menguntungkan yang juga dapat dibentuk oleh persahabatan, ketergantungan, dan kepercayaan.
Menyimpan cinta yang ditemukan antara orang tua dan anak, seringkali cinta sepihak.
Agape cinta universal, terdiri dari cinta untuk orang asing, alam, atau Tuhan.
Ludus cinta main-main dan tanpa komitmen, dimaksudkan untuk bersenang-senang tanpa konsekuensi yang dihasilkan.
Pragma cinta didirikan pada tugas dan alasan, dan kepentingan jangka panjang seseorang.
Cinta diri Philautia, baik yang sehat maupun yang tidak sehat; tidak sehat jika menempatkan diri di atas para dewa (sampai ke titik keangkuhan), dan sehat jika digunakan untuk membangun harga diri dan kepercayaan diri.
Terlepas dari keragaman dan jumlah definisi, perbedaan yang berbeda antara jenis cinta tidak dianggap konkret dan saling eksklusif, dan sering dianggap menyatu satu sama lain pada titik-titik tertentu.
No comments:
Post a Comment