Film non-naratif adalah estetika film sinematik yang tidak menceritakan, atau mengaitkan "suatu peristiwa, baik nyata maupun imajiner". Biasanya berupa film seni atau film eksperimental, tidak dibuat untuk hiburan massal.
Film naratif adalah estetika dominan, meskipun film non-naratif tidak sepenuhnya berbeda dari estetika itu. Sementara film non-narasi menghindari "ciri-ciri tertentu" dari film naratif, "masih mempertahankan sejumlah karakteristik naratif".
Film naratif juga kadang-kadang menggunakan "materi visual yang tidak representasional". Walaupun banyak film abstrak jelas tanpa elemen naratif, perbedaan antara film naratif dan film non-narasi bisa agak kabur dan sering terbuka untuk interpretasi. Citra, konsep, dan penataan yang tidak konvensional dapat mengaburkan narrativitas film.
Istilah-istilah seperti film absolut, sinema, sinema sejati, dan sinema integral telah digunakan untuk film-film non-naratif yang bertujuan untuk menciptakan pengalaman yang lebih murni dari kualitas-kualitas khas film, seperti gerakan, ritme, dan perubahan komposisi visual. Lebih sempit lagi, "film absolut" digunakan untuk karya-karya sekelompok pembuat film di Jerman pada 1920-an, yang terdiri, setidaknya pada awalnya, film-film animasi yang sepenuhnya abstrak. Istilah cinéma pur Perancis diciptakan untuk menggambarkan gaya beberapa pembuat film di Perancis pada tahun 1920-an, yang karyanya non-naratif, tetapi hampir tidak pernah bersifat kiasan.
Banyak film surealis yang dapat dianggap sebagai film non-naratif dan sebagian tumpang tindih dengan gerakan sinema dadais.
No comments:
Post a Comment